Pas lagi ngubek2 artikel di komputer, ketemu ma surat dari faiz, pengrang dan penyair muda Indonesia untuk pak SBY yg saat itu baru saja menjabat. Kepolosan dan pesan moral yg disampaikannya membuat saya terharu dan mengerti; betapa berat beban seoarang pemimpin..!
berikut petikannya
================================================
Kepada Yang Terhormat
Bapak SBY
di tempat
Assalaamu'alaikum.
Apa kabar, Pak? Aku berharap Bapak baik-baik saja seperti aku saat ini.
Bapak, namaku Faiz. Sekarang aku duduk di kelas III SD. Aku suka sekali membaca dan menulis. Alhamdulillah aku sudah menerbitkan dua buku. Tahun lalu aku mengirim surat pada Ibu Presiden. Kata orang suratku lucu. Ibu Mega sempat juga membalasnya.
Bapak sayang, selamat ya sudah dipilih rakyat sebagai Presiden Indonesia yang baru. Selain bersyukur, aku tahu Bapak pasti deg-degan. Soalnya menjadi Presiden itu kan susah. PR-nya banyak sekali, lebih banyak dari PR seluruh murid sekolah di dunia ini.
Aku tahu juga sedikit tentang PR itu, Pak. Misalnya PR bagaimana membuat rakyat tersenyum. Kan susah ya Pak. Kalau semua harga mahal, untuk makan, berobat dan sekolah saja susah, bagaimana rakyat mau tersenyum? Apalagi cari pekerjaan pun sukar sekali. Kudengar di luar negeri banyak tenaga kerja kita yang disiksa. Terus juga PR untuk membuat negeri kita lebih aman. Agar jangan banyak orang jahat berkeliaran, apalagi bawa bom segala. Kami takut sekali.
Kalau bisa nanti negeri kita tidak mendapat rangking I lagi untuk korupsi. Sedih kalau ingat itu. Padahal teman teman kecilku banyak yang harus berjuang di jalanan. Padahal negeri kita kaya. Makanya aku harap Bapak bisa peka dan tegas. Mimpiku sih ingin punya presiden yang dekat sekali dengan rakyat. Tidak malu makan di warung, sering jalan ke tempat kumuh, ngobrol dengan orang kecil seperti aku dan sering tersenyum.
Bapak yang ganteng dan pintar,
Betapa berat menjadi presiden yang tumbuh dari duka lara rakyat. Apalagi rakyatnya selalu berharap terus seperti aku. Ya seperti yang Bapak bilang, Bapak tak bisa berjuang sendirian, tapi bersama kita bisa! Aku yakin itu!
Aku juga ingat kata Bunda, kalau kita menjadi orang baik dan punya hati yang bersih, kita akan dicintai tidak hanya di bumi tapi juga di langit. Makanya aku berdoa semoga nanti tak ada lagi airmata duka. Hanya ada pelangi di mata kita. Seperti lagu yang sering Bapak nyanyikan itu loh.
Selamat berjuang, Presiden baruku. Aku akan selalu mendoakan Bapak. Tapi kalau Bapak salah, biarpun Bapak Presiden, Doktor dan Jendral berbadan tegap, aku boleh menegur ya? Dan Bapak jangan marah ya, sebab itu aku lakukan karena cinta.
Jakarta, 21 September 2004
Salam hormat
Abdurahman Faiz
Kelas III SDN 02 Cipayung, Jakarta Timur
[email protected]
*Abdurahman Faiz, lahir 15 November 1995, adalah pemenang Lomba Menulis Surat untuk Presiden tingkat nasional yang diadakan DKJ 2003. Penulis buku kumpulan puisi: Untuk Bunda dan Dunia (DAR! Mizan 2004) dan Guru Matahari (DAR! Mizan 2004) ini juga aktif di Forum Lingkar Pena Kids dan sering diundang membacakan karyanya dalam berbagai forum.
Comments
marah mungkin tidak, hanya masalahnya mau gak ybs mendengar dan bahkan merubah apa2 yg dirasa salah..
kalu cuma masuk kuping kiri keluar kanan, apa hasilnya ?
itu yg perlu dicermati.....