Jumlah Pria yang Bercinta dengan Pria Meningkat di Indonesia
Liputan6.com, Jakarta Dari survey
Kementerian Kesehatan di 13 kota di
Indonesia yang dilakukan sejak 2009 hingga
2013, tercatat pengguna narkoba suntik dan
pria yang bercinta dengan sesama jenis
meningkat drastis.
Seperti disampaikan Menteri Kesehatan
Nafsiah Mboi bahwa dalam perkembangan
epidemi HIV ada dua hal yang meningkat
yaitu pengguna narkoba suntik dan laki-laki
seks dengan laki-laki yang juga bercinta
dengan perempuan.
"Pada 2009 ada 27 pengguna narkoba suntik.
Sedangkan pada 2013 mencapai 39,5 atau
meningkat 46,3 persen. Selain itu, laki-laki
seks dengan laki-laki juga meningkat dari 7
menjadi 12,8 atau meningkat 83 persen," jelas
Menkes saat temu media di Kantor
Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis
(24/4/2014).
Data serupa juga ditujukkan Menkes lewat
survei sebelumnya yang dilakukan di 20 kota
dari 2007-2001. Menurut Menkes, dalam
survei tersebut, jumlah laki-laki yang
melakukan seks dengan laki-laki juga
meningkat dari 5,3 menjadi 12,4 atau sekitar
134 persen.
(Abd)
Comments
Perampok spesialis pria penyuka sesama jenis
dibekuk di Tebet, Jakarta Selatan. Tersangka,
Sutiyo (44), yang juga memang suka dengan
sesama jenis telah berhasil menjalankan
aksinya lebih dari 10 kali.
"Pelaku ini memang memiliki kelainan seksual
dan itu dimanfaatkannya. Tersangka sudah 13
kali melakukan hal ini selama setahun di
Jakarta," kata Kapolsek Tebet Kompol I Ketut
Sudharma saat dihubungi di Jakarta, Selasa
(4/2/2014).
Dengan memanfaatkan kelainan orientasi
seksualnya itu, Sutiyo mengelabui calon
korban. Setiap menjalankan aksinya, pelaku
dibantu dengan teman-temannya. Pelaku juga
kerap menjaring korbann melalui situs jejaring
sosial.
Usai berkenalan, biasanya pelaku langsung
mengajak bertemu di suatu tempat. Bahkan
tak jarang pula pelaku langsung datang
dengan alasan bermain ke tempat calon
korban. Setelah dirasa aman, pelaku langsung
mengajak berhubungan badan dengan si pria
target. Dan saat korban tertidur usai
berhubungan intim, di situlah Sutiyo beraksi.
Sutiyo juga memiliki modus lain dalam
menjerat korbannya. Salah satu korban, M
(24) yang melapor mengaku, Sutiyo pernah
pura-pura pamit membeli minuman. Saat
itulah, Sutiyo mencampur minuman itu
dengan obat bius.
"Bercinta dan langsung mengambil harta saat
korban lelah ketiduran usai hubungan badan.
Pelaku melancarkan aksinya dengan mencuri
barang-barang korban lalu kabur," terang
Ketut.
Dari korban M, Sutiyo berhasil dapatkan HP
BlackBerry Z10, 1 iPad 2, 2 HP Nexian, 2
cincin 3 gram. Namun yang berhasil
diamankan polisi hanya BlackBerry Z10.
Adapun sisa barang korban yang berhasil
diambil Sutiyo dibawa kabur oleh para
temannya yang kini buron. Sutiyo dijerat
dengan pasal 363 KUHP dan diancam
hukuman di atas 5 tahun. (Ism/Sss)
Dilema Pria Gay yang Bingung Bilang Jujur ke Keluarga
Di dunia ini, masih banyak orang yang belum
dapat menerima kehadiran gay dan lesbi,
termasuk keluarga sendiri. Untuk mengakui itu
ke mereka, butuh waktu yang tepat dan dalam
keadaan kepala dingin.
Lantas, apa yang harus dilakukan bila ingin
jujur kepada keluarga sendiri bahwa diri ini
adalah seorang penyuka sesama jenis?
Di Inggris, seorang pria mencurahkan hatinya
kepada seorang Psikolog, tentang dirinya yang
merupakan seorang gay. Selama ini dia
memilih diam. Tapi, semenjak sang adik
memergokinya tengah bercumbu dengan
pasangannya, mau tak mau ia harus jujur
pada semuanya.
Saat ini, pria yang enggan disebutkan
namanya masih berusaha untuk mengatakan
yang sejujurnya. Meski pun sang adik sudah
tak peduli padanya, dan sudah kehilangan
rasa hormat terhadap dirinya.
"Saya pikir, sekarang kesempatan bagi Anda
untuk duduk dengan keluarga besar, dan
mendiskusikan hal-hal itu," kata Coleen
Nolan, psikolog asal London, seperti dikutip
laman Mirror , Minggu (17/11/2013)
Yang terpenting menurut Collen adalah,
memberikan waktu untuk saudara yang
memergokinya itu untuk menenangkan diri.
Berbicara empat mata dan jujur apa adanya,
mungkin dapat membantunya memahami
situasi yang sekarang Anda hadapi.
Hal seperti ini memang menyedihkan,
mengingat diri harus berpura-pura untuk
menjadi seorang pria yang normal.
"Ini memang mengejutkan, dan pastinya akan
canggung, terlebih bagi siapa saja yang
mengetahui bahwa diri ini adalah
menyimpang," kata Collen menambahkan.
(Adt/Igw)
KPAI Dapat Laporan Ada Guru
Gay Mengajar di JIS
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
menerima laporan bahwa lingkungan di
Jakarta International School (JIS) sangat
bebas. Laporan tersebut menggambarkan
bahwa relasi antara guru dan murid serta
murid laki-laki serta perempuan sangat
bebas.
"Misalnya ciuman di area publik," ujar Ketua
KPAI Asrorum Niam Sholeh kepada
Tribunnews.com, Rabu(23/4/2014).
Tidak hanya itu, KPAI kata Asrorum juga
mendapatkan testimoni dari seorang sumber
bahwa memang ada beberapa tenaga
pengajar atau guru di Jakarta International
School (JIS) yang gay.
"Testimoni dari sumber menegaskan ada guru
JIS yang gay," kata Asrorum.
Jakarta International School (JIS)
belakangan terus mendapatkan sorotan
publik. Salah satunya karena kasus sodomi
bocah berusia 5 tahun.
Perkembangan kasus terus berkembang di
JIS, seorang guru berkewarganegaraan AS
bernama William James Vahey pernah
mengajar di JIS.
James Vahey berdasarkan situs www.FBI.gov
diketahui adalah seorang buronan FBI untuk
kasus pedofilia. Ia diketahui sudah
melanglang buana mengajar di banyak
negara seperti Nikaragua, Inggris, Venezuela,
Iran, Saudi Arabia, Yunani, Lebanon dan
Spanyol termasuk di Jakarta International
School pada medio 1992-2002.
James Vahey pernah dipenjara di California
pada tahun 1969 untuk kasus penganiayaan
anak. Namun James dikabarkan melakukan
bunuh diri pada Maret 2014 setelah
majikannya melihat komputer miliknya yang
berisi gambar-gambar porno dari anak laki-
laki.
Vahey melancarkan aksinya sebagai seorang
pedofil dengan cara membuat korbannya
yang berumur sekitar 12 hingga 14 tahun
tertidur atau tak sadarkan diri. Dari data
yang didapat FBI melalui USB milik Vahey,
ada 90 orang korban yang saat ini
identitasnya masih terus dicari.
Dekatnya Seorang Gay Kalau Begini Perilakunya
Banyak wanita kini lebih
berhati-hati untuk tidak mudah geer jika ada
pria yang mendekatinya, salah satunya
adalah karena mereka masih ragu apakah
pria tersebut "straight" atau "gay".
Berikut adalah beberapa ciri pria yang sering
dikira gay oleh para wanita.
1. Anti pada pria gay
Sikap anti secara berlebihan pada pria gay
yang ditunjukkan seorang pria justru bisa
mengundang pertanyaan. Pria yang anti
pada gay atau sering disebut homophobia
juga menunjukkan ia bisa mengenali mana
pria yang heteroseksual dan yang bukan.
"Kebanyakan pria yang straight justru tidak
terlalu peduli pada kecenderungan seksual
seseorang," kata Richard Burnett, pakar
hubungan.
2. Hobi dandan
Setiap wanita tentu suka berdekatan dengan
pria yang bersih dan wangi. Tetapi jika
seorang pria menghabiskan waktu berjam-
jam di depan kaca dibanding wanita, atau
punya ritual perawatan wajah yang sangat
komplit, tentu banyak wanita yang jadi
curiga.
3. Terlalu "heteroseksual"
Pria yang di depan Anda terlalu ingin
menunjukkan ketertarikannya pada wanita,
misalnya sibuk berkomentar cheerleader
mana yang tampak seksi dan malah tidak
memperhatikan pertandingan olahraga itu
sendiri. Pria seperti ini justru terlihat
berusaha terlalu keras untuk menunjukkan
dirinya heteroseksual.
4. Terlalu dingin
Hampir sebagian besar wanita yang disurvei
mengatakan curiga pada pria yang tampak
dingin dan tidak menunjukkan ketertarikan
seksual. "Saya justru merasa aneh jika
setelah berkencan beberapa kali ia tampak
tidak berminat untuk bergandengan tangan
atau melakukan kontak fisik dengan saya,"
kata Julie (27).
5. Senang bergosip
Bergosip merupakan salah satu "ciri khas"
para wanita. Karenanya pria yang hobi
ngobrol dengan kelompok wanita dan juga
bisa berjam-jam bergosip bisa membuat para
wanita tidak tertarik.
Sumber : askmen
bener ngga nih @yuzz @elsa ?
Dulu Pria Ini Jadi Gay, Sekarang
Jadi 'Kucing'
Tribunnews.com, Malang - Pekerja Seks
Komersial (PSK) laki-laki yang siap melayani
perempuan dan juga laki-laki populer di Kota
Malang dengan sebutan "kucing". Konon,
operasi si "kucing" di wilayah Malang, mulai
terdengar sejak tahun 2011 lalu. Namun
komunitas ini melakukan operasinya secara
tersembunyi.
"Saya berprofesi 'kucing' sejak berada di
Bandung selama tiga tahun. Setelah dari
Bandung pindah ke Surabaya, karena diajak
teman seprofesi," cerita DE, kepada
Kompas.com , di sebuah kafe di Kota Malang,
Senin (10/2/2014) malam.
Pria yang kini sudah berumur 36 tahun itu
mengaku, sebelum berprofesi sebagai
"kucing", awalnya masuk di dunia gay.
"Dari dunia gay itu, mulai banyak 'pesanan'
baik dari kaum laki-laki dan juga
perempuan," kata pria yang berkulit putih,
beramput pendek ini.
Ada persoalan dengan teman profesinya, DE
lantas pindah beroperasi ke Surabaya
bersama SF, teman seprofesi lainnya.
Di Surabaya, DE dan SF, malah menemukan
tempat yang nyaman. "Karena di sana, sudah
ada perkumpulannya seprofesi," katanya,
dengan tak mau menyebutkan nama
perkumpulan di Surabaya itu
Laris
Selama di Surabaya, DE tergolong "laris
manis". Tak sedikit uang yang didapat dari
profesi yang digelutinya. "Sekali melayani
tamu, tarif tertinggi Rp 500 ribu. Paling
rendah Rp 300 ribu. Dalam sebulan, saya
bisa memperoleh uang Rp 6 juta, bahkan
lebih," ungkapnya.
Awal mula DE masuk dunia itu, karena
terpengaruh dengan ajakan teman.
"Sebenarnya saya normal, layaknya laki-laki
biasa. Tapi karena ajakan teman-teman gay
di Bandung, untuk melayani laki-laki, saya
masuk pada dunia itu. Sebagai tambahan
penghasilan, saya juga melayani kebutuhan
seks perempuan," kata dia.
Namun, yang mendorong pria lulusan
fakultas Ekonomi, di salah satu Universitas di
Bandung ini untuk masuk ke bisnis ini adalah
kisah putus cinta dengan pacarnya.
"Saya kecewa dengan perempuan, yang saat
itu jadi pacar saya. Hal itu faktor utama saya
masuk dunia kucing," akunya
Kini, di Malang DE sudah memiliki banyak
teman seprofesi. Tapi dia enggan
menyebutkan tempat mangkal mereka saat
malam hari.
"Rahasia soal mangkal saya. Yang jelas,
sering keluar masuk diskotik dan hotel.
Karena traksaksinya di diskotik dan mainnya
di hotel," kata pria yang mewanti-wanti
namanya tidak disebutkan.
hmm... org surabaya, ada yg tahu @solous @boljugg puckn mak @nutrijell
haha...
mungkin @haha5 tau
aku lg sibuk menggeluti diri nih...
mencari diri dan berusaha menggapai mimpi hingga sukses
jadi makanya pengen jdi silent reader aja
gara gara si komo lewat
(eh, copas ato macet sih?)
SUKABUMI (Pos Kota) – Jumlah korban
pelecehan seksual dengan tersangka AS, 24,
di Kampung Lio Santa, Kelurahan Sudajaya
Hilir, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi
terus bertambah. Berdasarkan penyelidikan
sementara Satuan Reskrim Polres Sukabumi
Kota jumlah korban AS menjadi menjadi 47
orang. Jumlah ini diperkirakan masih bisa
bertambah karena penanganan kasus masih
berlanjut.
Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota, AKP
Sulaeman menyatakan untuk sementara
sudah ada 47 anak warga Kecamatan
Citamiang yang menjadi korban pelecehan
seksual. Untuk visum, polisi menunggu
hasilnya di RSUD R Syamsudin SH.
“Kami belum bisa memastikan berapa jumlah
anak yang menjadi korban sodomi. Karena
tidak semua orang tua korban
melaporkannya. Tapi tersangka mengaku
merupakan korban sodomi pada Desember
2013,” kata Sulaeman kepada wartawan,
Jumat (2/5).
Menurut Sulaeman, petugas saat ini masih
terus memeriksa secara maraton terhadap
anak-anak yang menjadi korban pelecehan
seksual yang dilakukan oleh AS. Polisi juga
telah memanggil pihak Dinas Pendidikan
Kota Sukabumi untuk dimintai keterangan,
karena seluruh korbannya adalah anak di
bawah umur yang rata-rata usianya berkisar
8-13 tahun.
Salah seorang orangtua korban Sa mengaku,
dirinya mengaku baru mengetahui
saudaranya menjadi korban pelecehan
seksual AS setelah tersiar kabar
penangkapan AS.
“Begitu rame saya tanya anak saya juga
mengaku pernah dilecehkan oleh AS.
Makanya saya melaporkannya ke kepolisian.
Kebanyakan korbannya adalah para tetangga
dan anak-anak yang rumahnya masih satu
daerah dengan tersangka,” ungkapnya. (sule)
Liputan6.com, Sukabumi - Tersangka kasus
asusila atau pelecehan seksual terhadap
puluhan anak, yakni Andir Sobari (24) alias
Emon kerap menulis nama-nama korbannya di
buku pribadi. Tujuannya untuk membayangkan
saat tersangka melecehkan korbannya.
Kebiasaan menyimpang ini terungkap saat
Seketaris Jendral Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI), Erlinda melakukan tes
wawancara dengan Emon. Tersangka
mengaku, kerap menulis nama korban usai
melakukan kejahatan seksual.
"Setelah saya tanya ternyata tersangka
mengaku kenal dan ingat seluruh nama-nama
korbannya, bahkan untuk fantasi seksnya
Emon kerap menulis nama-nama korbannya di
buku pribadinya," kata Erlinda di Sukabumi,
Minggu (4/5/2014).
Menurut Erlinda, tersangka bisa dikatakan
merupakan orang yang cerdas bahkan daya
ingatnya cukup kuat, sehingga bisa
menjabarkan nama-nama pelaku dan tempat
melampiaskan hasrat seksualnya kepada si
anak yang menjadi korbannya.
Namun, ada beberapa pengakuan dari
tersangka yang dinilai tidak akurat. Bahkan
Emon juga kerap berbohong dalam
memberikan keterangan seperti jumlah korban
dan kapan pertama kali AS melakukan
tindakan tidak senonoh ini kepada para
korbannya.
Maka dari itu, kata Erlinda, pihaknya juga
akan menurunkan tim psikolog khusus untuk
bisa mengungkap kasus ini dan menggali
keterangan dari Emon, sebab tersangka
merupakan orang yang pintar dan bisa
memutar balikan perkataannya dan KPAI
cukup kesulitan menggali informasi dari Emon
yang kerap berubah-ubah itu.
"Kami juga akan berkoordinasi dengan
Psikolog Forensik seperti Reza Indragiri untuk
mengejar keterangan tersangka yang belum
bisa terungkap. Tapi, dari keterangan
tersangka kami juga mendapatkan fakta
bahwa, tersangka adalah kaum heteroseksual
yang juga suka dengan kaum wanita seperti
pada biasanya," tambah Erlinda. (Ant/Mut)
(Rizki Gunawan)
Merdeka.com - Syamsuizal (48)
ditangkap warga saat tepergok
menyodomi 3 pelajar SMK di Kota
Padang, Sumatera Barat. Syamsuizal
digerebek warga saat sedang menyodomi
salah satu korbannya di sebuah kamar
kos.
Junius Saputra (27) salah seorang pemuda
yang menjaga keamanan di kos-kosan
korban menjelaskan, perbuatan pelaku
diketahui pertama sekali saat salah
seorang korban melapor kepada dirinya
telah disodomi. Untuk membuktikan hal
tersebut, Junius menyuruh korban untuk
memancing pelaku datang ke kos-kosan
tersebut.
"Dia (korban) mengatakan sedang pusing
dan meminta pelaku untuk datang. Saya
melihat mereka mengobrol dan pura-pura
keluar. Kemudian mereka masuk kamar dan
menyuruh korban untuk membuka
pakaiannya. Saat itulah korban disodomi,"
kata Junius seperti dikutip dari Antara,
Rabu (30/4).
Saat itu, dia bersama warga langsung
menggerebek namun pelaku berusaha
melarikan diri. Karena kesal dengan
perbuatan pelaku, warga langsung
menghakimi korban dan menggiringnya ke
kantor polisi.
Junius menambahkan, aksi pelaku tersebut
sudah terjadi sejak awal April 2014.
Awalnya pelaku dipanggil pemilik kos untuk
memperbaiki atap kos-kosan dan dinding
dari papan. Sejak saat itu, pelaku langsung
akrab dengan ke tiga korban dan sering
mengobrol di kamar. Korban merupakan
tiga orang pelajar yang masih duduk di
bangku SMK di Kota Pariaman dan
melakukan magang di Kota Padang.
"Saya awalnya tidak curiga, dan baru tahu setelah mereka melapor kepada saya," kata Junius.
Charitas Batam
Merdeka.com - Kasus kekerasan seksual
terhadap anak marak terjadi belakangan
ini, tidak hanya di Jakarta International
School (JIS) namun di TK Charitas Batam
pun terjadi kasus sodomi terhadap murid
TK. TK yang beralamat di Jalan Kaktus
Giwang No 1 A Bukit Indah Sukajadi,
Batam ini harus menjadi sorotan karena
kasus yang dilakukan petugas
kebersihannya.
Petugas kebersihan yang diduga menjadi
pelaku adalah Martinus Eko Widodo. Kasus
ini muncul karena korban berinisial AF
mengaku pada orangtuanya mengalami
sakit di bagian anusnya. Setelah mengeluh
sakit lantas AF pun menceritakan apa yang
dilakukan oleh Martinus kepadanya.
Orangtua AF yang tidak terima apa yang
dialami oleh anak tercintanya langsung
melaporkan hal tersebut kepada Polres
Barelang. Mendapatkan laporan tersebut
polisi langsung turun ke TK Charitas dan
mengamankan Martinus.
Menurut pengakuan Kapolda Riau Ajun
Komisaris Besar Hartono, kasus ini sedang
dalam penyidikan dan menunggu
perkembangan lapangan. Saat ini pelaku
yang sudah ditangkap hanya satu orang,
itu pun berdasarkan laporan dari orangtua
dari korban AF.
"Pelaku yang sudah diamankan satu orang
ya Martinus itu, semoga tidak bertambah
lagi agar tidak berlarut-larut," ujar Hartono
saat dikonfirmasi melalui telepon oleh
merdeka.com , Selasa (29/4).
Menurut AKBP Hartono juga dugaan
mengenai korban yang lebih dari satu juga
masih dalam proses penyidikan Polres
Barelang dan Polda Riau hingga saat ini
korban hanya 1.
"Korbannya belum bertambah, ini semua
masih dalam penyidikan jadi tunggu hasil
penyidikan saja," pungkas Hartono
paedofil yang marak di Indonesia
1. Diiming-imingi mau dinikahi
2. Diberi uang dan jajan gratis
3. Diajak ke toilet dan digilir ramai-ramai
4. Chating dan menyamar di Facebook
sumber
Seorang pemuda yang berprofesi sebagai
pengangguran MI (20) melakukan
pencabulan terhadap tujuh bocah laki-laki
di sekitar kediamannya, Ciputat, Jakarta
Selatan. Kasus dilaporkan pada bulan
Februari 2014.
Menurut keterangan Humas Polres Metro
Jakarta Selatan Kompol Aswin, Rabu 12
Februari 2014 lalu, kasus ini terungkap
karena ada laporan isu perbuatan sodomi
di lingkungan tersebut. Salah satu Ibu
korban, SIR, melapor ke polisi usai
mengetahui anaknya jadi korban dari MI.
"Menurut keterangan pelaku, saat melihat
anak kecil laki-laki libidonya naik," papar
Aswin.
MI melakukan perbuatannya sejak tahun
2012 hingga terakhir di Desember 2013
lalu. MI biasanya melampiaskan kelainan
seksnya di rumah korban, dengan modus
ingin mengajak korban bermain. Namun,
sebelumnya MI sudah memastikan bahwa
korban itu sendirian di rumahnya.
MI diamankan pada Senin, (10/2) dan
dijerat pasal 292 KUHP tentang perbuatan
kekerasan seksual sesama jenis dengan
ancaman hukuman 5 tahun penjara.
sumber
Universitas Rawan Kejahatan Seksual
click
Tuban - Sawal Muna (43), pedagang poster di
terminal Wisata Kebonsari, Kabupaten Tuban,
yang telah mencabuli sejumlah bocah laki-
laki mengaku menjadi penyuka sesama jenis
karena lingkungan.
Tersangka yang sebelumnya terlahir normal
mengalami perubahan orientasi seksual sejak
tinggal di Surabaya. Pria asal Kendari,
Sulawesi Tenggara, itu tinggal di Kota
Pahlawan, bersama komunitas waria dan
penyuka sesama jenis.
"Karena lingkungan dan pergaulan," jawab
Sawal saat ditanya detikcom di sela-sela
menjalani pemeriksaan di ruang UPPA
Satreskrim Polres Tuban, Senin (5/5/2014).
Kurang jelas berapa lama tersangka hidup di
Surabaya. Namun sejak pergi merantau kota
pertama yang disinggahi adalah Surabaya.
Selanjutnya dari Surabaya, tersangka
berpindah ke Kabupaten Tuban pada tahun
1991.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa ketika
merantau di Surabaya, tersangka hidup dan
tinggal diantara komunitas Waria dan
penyuka sesama jenis. Bahkan tersangka
sempat dianggap suami oleh seorang laki-laki
penyuka sesama jenis yang dikenalnya
bernama Yoyok.
"Mulai bergaul dengan kelompok banci-banci
di Surabaya, yang sering di THR juga,"
jelasnya.
"Kalau Dia (Yoyok) menganggap saya sebagai
suami, karena pernah punya suami katanya
mirip saya dan Dia saya sama saya,"
sambungnya terbata-bata.
Namun seiring waktu berjalan hubungan
kedua laki-laki penyuka sesama jenis itu
bubar. Tersangka kemudian melanjutkan
perantauannya hingga sampai di Kabupaten
Tuban. Untuk memenuhi kebutuhan hidup,
tersangka bekerja menjadi pedagang poster
asong di terminal Wisata Kebonsari hingga
sekarang.
Selama hidup dan tinggal di Tuban itulah
tersangka memburu korban untuk memenuhi
hasratnya sebagai penyuka sesama jenis.
Tersangka lebih cenderung memilih korban
bocah laki-laki tampan. Diduga telah ada 10
bocah telah menjadi korban tersangka.
Sebelumnya seorang pemuda berinisia EF
(24), mengaku kepada keluarganya pernah
menjadi korban kejahatan seksual tersangka
saat masih berusia 16 tahun. Paman korban
kemudian menangkap tersangka dan
menyerahkannya ke polisi untuk diproses
secara hukum.